Tahun yang berganti bukan sekadar peralihan angka, melainkan momen refleksi bagi setiap muslim untuk memperkuat iman dan meningkatkan amal saleh. Pergantian waktu seharusnya menjadi pengingat bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan kehidupan yang sesungguhnya ada di akhirat. Oleh karena itu, semakin bertambah usia, semakin besar pula tanggung jawab kita untuk memperbaiki diri dan mendekat kepada Allah SWT
Iman Itu Mahal
Sumber: Freepik
Dalam Islam, iman adalah hal yang paling berharga dan menjadi tolok ukur seseorang di hadapan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda bahwa manusia itu sama seperti barisan gigi, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah kecuali berdasarkan keimanannya. Artinya, segala bentuk keunggulan duniawi seperti harta, jabatan, dan keturunan tidak berarti apa-apa jika tidak dibarengi dengan iman dan ketakwaan. Namun, menjaga iman bukanlah perkara mudah. Salah satu ujian terbesar dalam perjalanan keimanan adalah menghindari sifat sombong dan merasa lebih baik dari orang lain. Sering kali, manusia terjebak dalam ilusi kelebihan diri dan tanpa sadar merasa lebih suci dibandingkan yang lain. Padahal, istiqomah yang paling berat adalah menjaga hati agar tetap rendah di hadapan Allah, tidak merasa lebih baik dari siapa pun. Allah SWT membenci kesombongan, bahkan jika hanya sebesar biji zarah. Oleh karena itu, kita harus selalu bermuhasabah, menjaga hati agar tetap bersih, dan menjadikan iman sebagai penuntun dalam setiap langkah kehidupan.
Cara Mengokohkan Iman
-
Menjauhi Maksiat dan Dosa
Menjaga keimanan membutuhkan usaha dan perjuangan yang tidak mudah. Salah satu langkah pertama yang harus dilakukan adalah menjauhi maksiat dan dosa. Maksiat adalah perbuatan dosa yang dilakukan sesekali, sedangkan dosa adalah kebiasaan buruk yang dilakukan terus-menerus hingga menjadi bagian dari kehidupan. Jika seseorang terbiasa melakukan dosa tanpa penyesalan, maka lama-kelamaan hatinya akan mengeras dan sulit menerima kebenaran. Saat kita berada di lingkungan yang baik, iman terasa kuat, tetapi ketika keluar dari lingkungan tersebut, setan kembali menggoda untuk melakukan kesalahan yang sama. Oleh karena itu, konsistensi dalam meninggalkan dosa, baik yang terlihat maupun tersembunyi, sangatlah penting. Jangan sampai kita merasa aman hanya karena tidak ada manusia yang melihat, padahal Allah SWT Maha Melihat segala sesuatu. Keimanan sejati adalah ketika seseorang mampu menjaga dirinya dari dosa meskipun tidak ada seorang pun yang mengetahui perbuatannya.
-
Menjauhi Fatamorgana Dunia & Berjuang untuk Akhirat
Dunia hanyalah persinggahan sementara, tetapi sering kali manusia terjebak dalam fatamorgana dunia dan melupakan tujuan akhir hidupnya. Dunia ini menipu dengan kemewahannya, seolah-olah segala sesuatu bisa diperoleh hanya dengan kerja keras dan usaha manusia semata. Padahal, sejatinya semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah yang bisa diambil kapan saja. Oleh karena itu, seorang muslim harus menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Kita tidak boleh hanya beribadah tanpa bekerja, tetapi juga tidak boleh terjebak dalam ambisi duniawi hingga melupakan akhirat. Keseimbangan inilah yang akan membawa kebahagiaan sejati. Salah satu cara menjaga keseimbangan tersebut adalah dengan memperbanyak sedekah, agar kita senantiasa mengingat bahwa harta yang dimiliki bukanlah sepenuhnya milik kita, melainkan titipan yang harus digunakan untuk kebaikan. Jika kita merasa bahwa ilmu dan harta adalah hasil jerih payah pribadi, maka kita telah terjebak dalam kesombongan. Sebaliknya, jika kita menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah titipan dari Allah, maka kita tidak akan merasa lebih tinggi dibandingkan orang lain.
-
Perbanyak Doa kepada Allah
Berdoa adalah senjata utama seorang muslim dalam memperkokoh iman. Kita harus senantiasa memohon kepada Allah SWT agar dikuatkan dalam berzikir dan dihiasi dengan keimanan. Tanpa doa, hati mudah goyah, dan tanpa pertolongan Allah, kita tidak akan mampu menjaga keistiqomahan. Banyak orang yang merasa kuat dalam keimanan, tetapi tanpa disadari, mereka mulai lalai dalam ibadah dan akhirnya menjauh dari Allah. Oleh karena itu, doa menjadi salah satu cara agar kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Selain itu, doa juga merupakan bentuk ketergantungan kita kepada Allah. Dengan memperbanyak doa, kita semakin menyadari bahwa hanya Allah-lah yang mampu memberikan kekuatan dalam menjalani kehidupan.
-
Semangat dalam Mempelajari dan Mengamalkan Sunnah Rasulullah
Menjadi seorang muslim tidak cukup hanya dengan beribadah, tetapi juga harus bersemangat dalam mempelajari dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW. Jangan mengikuti hal-hal yang sedang viral atau tren duniawi, tetapi fokuslah pada ajaran Islam yang telah dicontohkan oleh Nabi. Ketika seseorang memahami sunnah Rasulullah, maka ia akan memiliki panduan dalam menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan. Sunnah Rasul tidak hanya tentang ibadah, tetapi juga mencakup adab dalam berbicara, bersikap, dan berinteraksi dengan sesama. Dengan mengamalkan sunnah, kita tidak hanya semakin dekat dengan Allah, tetapi juga semakin bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Langkah-Langkah Mengokohkan Keimanan
Sumber: Freepik
Keimanan adalah fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Ia ibarat pohon yang harus terus disiram dan dipelihara agar tetap kokoh dan berbuah kebaikan. Berikut adalah beberapa langkah penting untuk mengokohkan keimanan agar tetap teguh dalam menjalani kehidupan di dunia dan meraih kebahagiaan di akhirat.
-
Konsisten dalam Ketaatan
Ketaatan kepada Allah bukan hanya dilakukan sesekali, melainkan harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Konsistensi atau istiqamah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya adalah tanda keimanan yang kuat. Dalam perjalanan ini, tentu ada godaan dan rasa malas, tetapi seorang mukmin sejati harus berusaha mengatasi hambatan tersebut.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”(QS. Al-Ahqaf: 13)
Konsistensi dalam ketaatan berarti selalu berusaha meningkatkan kualitas ibadah, baik itu sholat, sedekah, atau amal lainnya. Jangan menunda-nunda kebaikan karena setan selalu membisikkan alasan untuk menunda taat.
-
Membaca dan Menghafal Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah pedoman hidup seorang Muslim. Namun, sering kali kita menunda-nunda membaca Al-Qur’an dengan berbagai alasan: sibuk, lelah, atau mengantuk. Padahal, jika kita menjauhi Al-Qur’an, maka Al-Qur’an juga akan menjauh dari kita.
Allah berjanji dalam firman-Nya:
“Dan sesungguhnya Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)
Al-Qur’an mendekat kepada siapa saja yang berusaha mendekatinya. Maka dari itu, kita harus membiasakan diri untuk membaca, memahami, dan menghafalnya. Bahkan, Rasulullah ﷺ menyebutkan keutamaan bagi mereka yang berusaha menghafal Al-Qur’an:
“Barang siapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga serta memberikan syafaat bagi keluarganya.”(HR. Ahmad)
Mulailah dengan target kecil, misalnya menghafal satu ayat per minggu, dimulai dari Surah Al-Mulk dan Juz 30. Jangan sampai kita hanya berharap anak-anak kita hafal Al-Qur’an, sementara kita sendiri tidak berusaha untuk menghafalnya. Jadilah teladan bagi mereka!
-
Perbanyak Dzikir kepada Allah
Dzikir adalah cara paling mudah untuk selalu mengingat Allah. Dzikir terbaik adalah membaca Al-Qur’an, tetapi ada pula dzikir-dzikir lain yang sangat dianjurkan:
Istighfar minimal 70-100 kali sehari (seperti yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ)
Bacaan setelah sholat:
Subhanallah 33x
Alhamdulillah 33x
Allahu Akbar 34x
Allah berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS. Ar-Ra’d: 28)
Dengan memperbanyak dzikir, hati menjadi lebih tenang dan iman semakin kuat.
-
Semangat dalam Melaksanakan Ibadah
Keimanan seseorang akan bertambah jika ia menikmati ibadahnya. Konsep Ihsan mengajarkan kita untuk beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika kita tidak bisa menghadirkan perasaan itu, maka sadarilah bahwa Allah selalu melihat kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ketika kita menghadirkan perasaan ini dalam sholat dan ibadah lainnya, kita akan merasakan lezatnya beribadah dan semakin dekat dengan Allah.
-
Bergaul dengan Orang Sholeh
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap keimanan seseorang. Berteman dengan orang-orang sholeh akan membawa kita semakin dekat kepada Allah. Sebaliknya, bergaul dengan orang yang jauh dari agama dapat melemahkan iman kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seseorang itu mengikuti agama temannya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan dengan siapa dia berteman.” (HR. Abu Dawud)
Pilihlah teman yang dapat mengingatkan kita untuk selalu taat kepada Allah, yang mengajak kita ke kajian, membantu kita dalam kebaikan, dan memberikan motivasi dalam beribadah.
-
Semangat Mengenal Allah melalui Asmaul Husna
Mengenal Allah dengan memahami nama-nama-Nya (Asmaul Husna) akan membuat kita semakin mencintai dan mendekat kepada-Nya. Allah memiliki sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) yang mencakup seluruh makhluk-Nya, tetapi Ar-Rahim (Maha Penyayang) hanya diberikan kepada hamba-Nya yang beriman.
Dengan memahami sifat-sifat Allah, kita akan semakin yakin kepada-Nya dan berusaha untuk meneladani sifat-sifat tersebut dalam kehidupan kita.
-
Semangat Belajar Ilmu Syar’i
Menuntut ilmu agama adalah kewajiban setiap Muslim. Dengan memahami ilmu fiqih, tajwid, dan tahsin, kita bisa beribadah dengan benar dan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Jangan pernah berhenti belajar agama. Ikutilah kajian, baca buku, dan manfaatkan berbagai sumber ilmu yang ada.
-
Menyibukkan Diri dengan Kebaikan
Agar iman tetap kokoh, kita harus selalu sibuk dengan hal-hal yang bermanfaat. Jika kita tidak menyibukkan diri dengan kebaikan, maka kita akan disibukkan dengan keburukan.
Ali bin Abi Thalib berkata:
“Jika kamu tidak menyibukkan diri dengan kebaikan, maka keburukan yang akan menyibukkanmu.”
Gunakan waktu luang untuk hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah, seperti membaca Al-Qur’an, berdakwah, membantu orang lain, dan beramal sholeh.
-
Menjaga Akhlak Mulia
Keimanan bukan hanya ada dalam hati, tetapi juga harus tercermin dalam lisan dan perbuatan. Orang yang beriman akan selalu menjaga akhlaknya dalam berbicara dan bertindak.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari)
Keimanan sejati melibatkan tiga aspek:
- Ikrar dalam hati – Meyakini kebenaran ajaran Islam.
- Ucapan dengan lisan – Mengucapkan kalimat tauhid dan berbicara dengan baik.
- Perbuatan dengan anggota tubuh – Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Oleh karena itu, jagalah tutur kata, bersikap santun, dan selalu berbuat baik kepada sesama.
Kesimpulan
Sumber: Freepik
Mengokohkan keimanan bukanlah hal yang instan, tetapi membutuhkan usaha terus-menerus. Dengan konsisten dalam ketaatan, membaca Al-Qur’an, berdzikir, semangat beribadah, bergaul dengan orang sholeh, mengenal Allah, belajar ilmu syar’i, menyibukkan diri dengan kebaikan, dan menjaga akhlak, insyaAllah iman kita akan semakin kuat.
berikut adalah buah atau manfaat dari amal saleh yang telah kita lakukan antara lain:
- Berkah usia dan rezeki.
- Terhindar dari ketakutan dan bencana.
- Dimudahkan dalam segala urusan.
- Dekat dengan Allah SWT dan merasakan ketenangan.
- Diberikan kekuatan dan eksistensi.
- Wajah bersinar.
- Memiliki hati yang teguh dan berani.
- Memiliki harga diri yang tinggi.
- Membenci maksiat dan dosa.
- Tumbuh rasa cinta kepada Allah SWT.
- Memiliki tutur kata yang baik.
- Husnul Khotimah.
- Bersama para nabi dan syuhada di akhirat.
- Terhindar dari dahsyatnya hari kiamat.
Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan kepada kita dalam menjaga dan mengokohkan iman hingga akhir hayat Aamiin.
Wallahualam Bissawab.
Referensi:
Kajian Ustadzah Eko Yulianti Siroj, S.Sos., I,.M.Si